Fakta- Fakta Seputar Henti Jantung yang Perlu Diketahui

Fakta- Fakta Seputar Henti Jantung yang Perlu Diketahui
Credit: Freepik

Bagikan :


Henti jantung (cardiac arrest) adalah kondisi di mana jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Kondisi ini dapat membuat pasien berhenti bernapas dan kehilangan kesadaran. Meski berkaitan erat dengan masalah jantung lainnya seperti aritmia (gangguan irama jantung) dan serangan jantung, henti jantung membutuhkan penanaganan yang berbeda.

Dengan mengetahui fakta seputar henti jantung, Anda dapat mengenali kondisi dan penanganan yang sesuai dengan henti jantung.

 

Fakta Seputar Henti Jantung yang Perlu Diketahui

Sekitar 90 persen orang yang mengalami serangan jantung di luar rumah sakit berisiko mengalami kematian. Henti jantung adalah kondisi medis darurat yang membutuhkan penanganan segera. Berikut ini beberapa fakta mengenai henti jantung yang perlu Anda ketahui.

1. Henti Jantung berbeda dengan Serangan Jantung

Ketika seseorang tidak sadarkan diri karena masalah jantung, banyak yang beranggapan bahwa kondisi tersebut sama dengan serangan jantung. Namun serangan jantung sebenarnya adalah kondisi yang sangat berbeda dengan henti jantung.

Pada henti jantung, jantung berhenti berdetak dan berhenti mengalirkan darah ke seluruh organ tubuh. Sedangkan pada serangan jantung, kondisi ini disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah menuju jantung. Pembuluh darah koroner yang mendarahi jantung bisa tersumbat sebagian atau tersumbat total. Biasanya serangan jantung disertai dengan gejala seperti nyeri dada dan sesak napas. Namun, serangan jantung bisa meningkatkan risiko terjadinya henti jantung.

Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Ini Beda Serangan Jantung dan Henti Jantung Mendadak

2. Penyintas henti jantung dapat mengalami komplikasi serius

Orang yang selamat dari kondisi henti jantung berisiko mengalami masalah kesehatan lainnya sehingga membutuhkan rehabilitasi intensif. Ketika jantung berhenti berdetak, aliran darah yang menuju organ lain seperti otak, paru atau ginjal juga berhenti. Sekitar 30-50% pasien henti jantung mengalami penurunan fungsi kognitif dan berisiko mengalami masalah kesehatan mental. Beberapa masalah kesehatan mental yang kerap dialami antara lain gangguan kecemasan, depresi dan PTSD (post-traumatic stress disorder).

3. Henti jantung dapat terjadi tanpa tanda-tanda sebelumnya

Henti jantung adalah kondisi mendadak yang bisa terjadi tanpa tanda-tanda sebelumnya. Gejala seseorang mengalami henti jantung di antaranya:

  • Tubuh ambruk
  • Tidak ada denyut nadi
  • Tidak teraba pernapasan
  • Hilang kesadaran

Pada beberapa kasus, gejala yang bisa dirasakan seseorang sebelum mengalami henti jantung di antaranya rasa tidak nyaman pada dada, sesak napas, jantung berdetak cepat, atau tubuh terasa lemas. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya henti jantung antara lain:

  • Perokok
  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Kolesterol tinggi
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Memiliki gaya hidup sedentar atau kurang aktif bergerak

Baca Juga: Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Henti Jantung Mendadak?

4. Henti jantung tidak selalu terjadi saat olahraga

Pada beberapa kasus, banyak orang mengalami henti jantung usai menjalani olahraga. Namun sebenarnya kondisi ini bisa terjadi kapan saja, tidak selalu ketika beraktivitas berat. Henti jantung juga lebih sering terjadi di rumah, termasuk ketika seseorang tertidur atau beraktivitas ringan lainnya.

5. Henti jantung membutuhkan CPR segera

Henti jantung mendadak dapat menghentikan aliran darah ke organ penting sehingga menyebabkan kerusakan organ. Untuk mencegah kerusakan organ lebih parah diperlukan tindakan RJP atau resusitasi jantung paru segera. RJP perlu dilakukan sesegera mungkin sebab aliran darah dan sistem pernapasan yang terhenti dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian dalam kurun waktu 5-6 menit.

 

Pencegahan Henti Jantung

Henti jantung adalah kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera. Tujuan dari pencegahan henti jantung adalah untuk meminimalisir penumpukan plak dalam pembuluh arteri. Penumpukan plak ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh arteri yang akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah henti jantung dan menjaga agar jantung tetap sehat antara lain:

  • Mengonsumsi makanan sehat rendah lemak
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berhenti merokok
  • Mengurangi stres emosional
  • Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan
  • Skrining penyakit jantung

Henti jantung dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Apabila Anda memiliki faktor risiko, gaya hidup yang tidak sehat dan riwayat keluarga mengalami penyakit jantung maka sebaiknya mulai memperhatikan risiko terjadinya henti jantung. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan segera periksakan ke dokter jika mengalami nyeri di dada secara mendadak.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 14:10